BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA - RATRI DAN ILONA

KI HADJAR DEWANTARA

oleh: Nathania Ilona A 8C/17 & Ratri Hapsari 8C/20

         Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang lebih kita kenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat berperan di bidang pendidikan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat namun saat ia berumur 40 tahun, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara lahir tanggal 2 Mei 1889 di Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati sebagai hari pendidikan nasional.




        Ki Hadjar Dewantara berasal dari kalangan bangsawan. Ia adalah putra dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Pakualam III. Karena itu beliau berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan para bangsawan.
        
        Ia pertama kali bersekolah di ELS ( Europeesche Lagere School ) yaitu sekolah dasar yang diperuntukkan untuk anak-anak dari Eropa atau Belanda dan para bangsawan. Setelah berhasil lulus dari sekolah pertamanya, ia meneruskan pendidikannya di STOVIA, yaitu sekolah untuk pendidikan kedokteran bagi pribumi di kota Batavia pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Saat bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia menderita sakit yang cukup parah pada masa itu.

       Berdirinya organisasi politik pertama di Indonesia tahun 1908 , Boedi Oetomo,mendorongnya untuk ikut serta bergabung didalamnya. Di dalam Boedi Oetomo ia berperan sebagai yang menyebarkan propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Munculnya Douwes Dekker yang kemudian mengajak Ki Hadjar Dewantara untuk mendirikan organisasi yang bernama Indische partij.




        Pada 4 November 1907, Ki Hadjar Dewantara menikahi seorang wanita keturunan bangsawan yang bernama Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan putri paku alaman, Yogyakarta. Dari pernikahannya dengan R.A Sutartinah, Ki Hadjar Dewantara kemudian dikaruniai dua orang anak bernama Ni Sutapi Asti dan Ki Subroto Haryomataram.        


         Ki Hadjar Dewantara lebih tertarik dalam dunia jurnalistik atau tulis-menulis, karena itu ia bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar pada masa itu, antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara cenderung tajam mencerminkan semangat anti kolonial. Salah satu kutipan hasil tulisannya yang dimuat dalam surat kabar De Expres yang dipimpin oleh Douwes Dekker yaitu :

"..Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya."           


          Tulisan tersebut kemudian memancing kemarahan pemerintah kolonial Hindia-Belanda saat itu dan mengakibatkan Ki Hadjar Dewantara di tangkap dan diasingkan ke Bangka Belitung dimana wilayah pengasingannya adalah pilihannya sendiri. Permintaan itu di protes oleh 2 temannya yaitu Dr. Tjipto Mangoenkoesomo dan Douwes Dekker yang kini ketiganya dikenal sebagai tiga serangkai. Akhirnya ketiganya pun bersama-sama diasingkan ke Belanda.

         


           
Dalam pengasingannya di Belanda, Ki Hadjar Dewantara aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Tahun 1913, ia mendirikan Indonesisch Pers-bureau atau kantor berita Indonesia. Ia bercita-cita untuk memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche akta (suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang nantinya menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya)

            Pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung sebagai guru di sekolah yang didirikan saudaranya. Pengalaman mengajar yang ia dapatkan saat mengajar di sekolah milik saudaranya ia gunakan untuk membuat konsep baru tentang metode pengajaran untuk sekolah yang ia dirikan sendiri pada 3 Juli 1922, sekolah tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut atau yang lebih kita kenal dengan perguruan taman siswa.

             Ia juga terkenal dengan semboyannya yang kini diabadikan menjadi semboyan pendidikan di Indonesia.


             Pada kabinet pertama republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara di angkat menjadi menteri pengajaran Indonesia. Pada tahun 1957, ia mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas Gajah Mada. Ki Hadjar Dewantara meninggal di Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959. Atas jasa-jasanya, Ki Hajar Dewantara di nyatakan sebagai bapak pendidikan nasional dan hari kelahirannya di jadikan sebagai hari pendidikan nasional. Kemudian wajah Ki Hadjar Dewantara diabadikan pemerintah kedalam uang pecahan Rp. 20.000 tahun emisi 1989.









"Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan  menuntun tumbuhnya kodrat itu"

- Ki Hadjar Dewantara


Daftar pustaka :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara
  • https://www.biografiku.com/2009/02/biografi-ki-hajar-dewantara.html
  • https://www.gadis.co.id/img/images/bc87a00eb384cbd5f0d59b50dd899f68.jpg
  • https://img.okeinfo.net/content/2016/05/02/65/1378172/ki-hadjar-dewantara-pernah-nyantri-di-prambanan-BdMstbiRYf.jpg
  • https://mooibandoeng.files.wordpress.com/2016/02/3-serangkai.jpg?w=546&h=348
  • https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_uV3OVhm0ii4EafFVtbbXQf9zL-Unyq5fPfKtQAXv-olQJSsQR7V8Ey_9UtMxdlrX4De4ZM2ZhI_DYwZpaRKzi17vNuBIJSCrYX5u0WDq5FMFeWFQG2c1I6Dtwj7S3OypbR5UFolWdtQ/s400/ki+hajar+d+2.png
  • https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2016/3/15/1403347/1403347_42641ace-9438-4ac6-ae66-4f9cd2d33308.jpg
  • https://pbs.twimg.com/media/CxoOv6YXgAQCLxg.jpg






Komentar

Postingan populer dari blog ini

CV Taruna Jaya Mandiri (Perusahaan Komanditer) - Elena

PT. Nestlé Indonesia -Aza

Taman Nasional Komodo, Indonesia