BIOGRAFI M. H. THAMRIN




M.H THAMRIN



Oleh: Faiza Dwinov/8C dan Setia Nurul Shiba Mahdiyya T.S./8C

Muhammad Husni Thamrin (atau lebih dikenal dengan nama M. H. Thamrin) yang lahir di Weltevreden, Batavia pada 16 Februari 1894 adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian diberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia. Ayahnya, Tabri Thamrin, adalah orang Belanda, sementara ibunya orang Betawi.

Hasil gambar untuk m.h. thamrin
Pada 1927, beliau ditunjuk untuk mengisi anggota Volksraad yang dinyatakan kosong oleh Gubernur Jendral. Awalnya, kedudukan itu ditawarkan pada H.O.S. Tjokroaminoto dan Dr. Sutomo, namun ditolak.

Pada tahun 1926 dan 1927 ini sempat terjadi pemberontakan. Pemberontakan tersebut terjadi karena perubahan pada keadaan Hindia Belanda. Pemerintah kolonial bersikap lebih keras, lebih bertangan besi. Akan tetapi di lain pihak ketika memasuki tahun 1927 itu juga, langkah pergerakan nasional kita juga mengalami perubahan oleh karena didirikannya PNI dan munculnya Bung Karno sebagai pemimpin utamanya.

Dua tahun kemudian yaitu 1929, terjadi suatu insiden penting di Gemeenteraad, mengenai pengisian lowongan wakil walikota Betawi (Batavia). Tindakan pemerintah kolonial saat itu memang tidak adil, lowongan tersebut diberikan kepada orang Belanda yang kurang berpengalaman, padahal ada orang Betawi yang jauh lebih berpengalaman dan pantas untuk mengisi lowongan itu. Singkat cerita, M.H. Thamrin lah yang diangkat sebagai wakil wali kota Batavia.

Pada tanggal 11 Januari 1941, M.H Thamrin wafat. Namun, sebelum M.H Thamrin meninggal, pemerintah kolonial melakukan tindakan sangat kasar kepadanya. Rumahnya digeledah oleh polisi-polisi rahasia Belanda (PID) dan tidak ada seorangpun diperbolehkan keluar dari rumah itu tanpa seizin polisi. Jenazahnya dikubur di TPU Karet, Jakarta. Sekarang nama M.H Thamrin dikenal dengan nama jalan di Jakarta Pusat.

KATA MUTIARA M.H THAMRIN

"Pemimpin Yang Cinta dan Dicintai Rakyat"

"Setiap pemerintah harus mendekati kemauan rakyat. Inilah sepatutnya dan harus menjadi dasar untuk memerintah. Pemrintah yang tidak mempedulikan kemauan rakyat tidak akan bisa mengambil aturan yang sesuai dengan perasaan rakyat."

"Sudah selayaknya setiap bangsa mencapai kemerdekaannya karena setiap mahluk Tuhan berakal selamanya mempunyai cita-cita untuk merdeka

"Nasib rakyat tergantung dari aturan dan tindakan pemerintah yang bersandar atas keinginan dan perasaan rakyat."




Daftar pustaka:

https://en.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Husni_Thamrin
https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Husni_Thamrin
http://museum-mhthamrin.blogspot.co.id/2015/09/perjuangan-hoesni-thamrin.html
https://www.merdeka.com/mohammad-hoesni-thamrin/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CV Taruna Jaya Mandiri (Perusahaan Komanditer) - Elena

PT. Nestlé Indonesia -Aza

Taman Nasional Komodo, Indonesia