Kunjungan ke Bandar Seri Begawan (Ara/24)
Kunjungan Ke Bandar Seri Begawan (Brunei Darussalam)
dibuat oleh : Zahra Aurellia Wibowo/24
Hai, semuanya! Nama saya Zahra Aurellia, tapi saya lebih akrab disapa Ara. Di kesempatan ini, saya akan menceritakan tentang perjalanan saya dari kota Jakarta ke Bandar Seri Begawan yang berlangsung selama 3 hari 2 malam pada tanggal 19 Juni sampai 21 Juni lalu.
Bandar Seri Begawan adalah ibukota dari salah satu negara ASEAN yang bernama Brunei Darussalam dan dipimpin oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah. Brunei Darussalam terletak di arah Utara pulau Kalimantan dengan luas 5.765 km². Meskipun negara ini memiliki wilayah yang tidak begitu besar, negara ini memiliki kekayaan sumber daya alam minyak bumi dan gas alam yang persediaannya tidak sedikit.
19 Juni 2017 (Hari pertama)
Pada hari ini, setelah saya memastikan semua tas, koper, keperluan imigrasi, dan keperluan pribadi saya telah ada di dalam koper atau tas saya dengan rapih, saya menuju bandara Soekarno Hatta menggunakan taksi karena saya berangkat sendiri. Saat sampai saya bergegas ke lantai atas dan berangkat dengan maskapai Royal Brunei Airlines. Pada pukul 9 pagi saya sudah mendarat di Brunei dan segera mengambil koper dan menunggu sepupu serta nenek saya untuk menjemput saya di Bandara Brunei Darussalam (Lapangan Terbang Antarbangsa Brunei).
Karena saya belum pernah mengunjungi negara yang ditempati nenek dan sepupu saya ini maka saya diajak ke beberapa wisata yang cukup populer di Brunei. Dan akhirnya, saya diajak mengunjungi Museum Kerajaan Regalia (Royal Regalia Building) yang terletak di pusat kota, lebih tepatnya di Jalan Sultan.
Kami tidak dikenakan biaya karena memang gratis, hanya saja kami harus menuliskan nama kami masing-masing di buku tamu dan menempatkan barang kami di loker yang sudah disediakan pihak museum. Setelah berkeliling dan melihat-lihat alat-alat kerajaan saat acara pelantikan raja, dengan desain yang mewah serta lengkap ditambah informasinya dapat membuat saya terkagum-kagum, kami pun sadar ternyata telah memasuki waktu solat dzuhur, kebetulan museum ini tidak jauh dari Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien dan akhirnya, kami memutuskan untuk berjalan kaki sampai masjid.
Sesampainya kami di masjid ini, tampak unsur-unsur megah dan sedikit bergaya Italia. Masjid milik kerajaan ini memiliki menara marmer dengan kubah emas, dan dikelilingi taman yang asri. Masjid ini merupakan wisata yang paling populer di ibukota karena memiliki ciri khasnya, yaitu kubahnya yang dilapisi emas murni, maka dari kejauhan masjid ini sudah kelihatan ciri khasnya. Kata nenek, masjid ini dibangun untuk memperingati 1.400 tahun Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Al-Quran, dan ternyata pas saya cek di internet itu benar, padahal saya kira cuman sedikit orang yang tahu saja.
Bandar Seri Begawan adalah ibukota dari salah satu negara ASEAN yang bernama Brunei Darussalam dan dipimpin oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah. Brunei Darussalam terletak di arah Utara pulau Kalimantan dengan luas 5.765 km². Meskipun negara ini memiliki wilayah yang tidak begitu besar, negara ini memiliki kekayaan sumber daya alam minyak bumi dan gas alam yang persediaannya tidak sedikit.
19 Juni 2017 (Hari pertama)
Pada hari ini, setelah saya memastikan semua tas, koper, keperluan imigrasi, dan keperluan pribadi saya telah ada di dalam koper atau tas saya dengan rapih, saya menuju bandara Soekarno Hatta menggunakan taksi karena saya berangkat sendiri. Saat sampai saya bergegas ke lantai atas dan berangkat dengan maskapai Royal Brunei Airlines. Pada pukul 9 pagi saya sudah mendarat di Brunei dan segera mengambil koper dan menunggu sepupu serta nenek saya untuk menjemput saya di Bandara Brunei Darussalam (Lapangan Terbang Antarbangsa Brunei).
Karena saya belum pernah mengunjungi negara yang ditempati nenek dan sepupu saya ini maka saya diajak ke beberapa wisata yang cukup populer di Brunei. Dan akhirnya, saya diajak mengunjungi Museum Kerajaan Regalia (Royal Regalia Building) yang terletak di pusat kota, lebih tepatnya di Jalan Sultan.
Museum Kerajaan Regalia Sumber : https://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/07/c9/6d/05/royal-regalia-museum.jpg |
Kami tidak dikenakan biaya karena memang gratis, hanya saja kami harus menuliskan nama kami masing-masing di buku tamu dan menempatkan barang kami di loker yang sudah disediakan pihak museum. Setelah berkeliling dan melihat-lihat alat-alat kerajaan saat acara pelantikan raja, dengan desain yang mewah serta lengkap ditambah informasinya dapat membuat saya terkagum-kagum, kami pun sadar ternyata telah memasuki waktu solat dzuhur, kebetulan museum ini tidak jauh dari Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien dan akhirnya, kami memutuskan untuk berjalan kaki sampai masjid.
Sesampainya kami di masjid ini, tampak unsur-unsur megah dan sedikit bergaya Italia. Masjid milik kerajaan ini memiliki menara marmer dengan kubah emas, dan dikelilingi taman yang asri. Masjid ini merupakan wisata yang paling populer di ibukota karena memiliki ciri khasnya, yaitu kubahnya yang dilapisi emas murni, maka dari kejauhan masjid ini sudah kelihatan ciri khasnya. Kata nenek, masjid ini dibangun untuk memperingati 1.400 tahun Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Al-Quran, dan ternyata pas saya cek di internet itu benar, padahal saya kira cuman sedikit orang yang tahu saja.
Majid Sultan Omar Ali Saifuddien Sumber : http://www.emakskema.com
Saya yang sudah melihat dari kejauhan pun berhenti sebentar untuk melihat kemegahan masjid milik kerajaan Brunei ini, tak heran lagi saya dengan kubah berlapis emasnya. Namun, karena solat dzuhur berjamaah akan segera dilaksanakan, kami langsung memasuki masjid untuk solat. Selesai kami solat, saya, sepupu saya, dan nenek saya kemudian melakukan sesi foto bersama di luar masjid.
|
Karena perut kami sudah mulai meminta asupan makanan, nenek segera mengajak kami untuk mengisi perut kami dengan nasi katok yang berada di dekat masjid ini. Nasi katok adalah nasi yang disajikan bersama ayam goreng dan sambal tumis yang berbumbu khas.
Nasi Katok Sumber : http://www.superindo.co.id/images/resep/resep/Nasi-Sambal-Katok-Brunei-Darussalam.jpg |
Setelah menyantap nasi katok, kami pergi menuju rumah nenek untuk membenahi barang-barang saya. Butuh sekitar 30 menit untuk sampai kesana, maka itu kami pergi dengan mobil milik nenek dan yang mengemudi adalah supir nenek yang dulunya sempat menjadi supir ayah saya. Saat sampai saya megeluarkan koper dan memasuki rumah nenek. Tak lupa, koper milik saya, saya letakkan di kamar sepupu saya, karena saya memang akan tidur di sana. Tak lama, saya diajak menuju ke Pantai Berakas yang tidak terlalu jauh dari rumah nenek. Tanpa ragu, saya langsung menerima ajakan tersebut dan bergegas mengganti baju serta menyiapkan barang-barang yang akan dibawa.
Pantai Barakas ini adalah tempat yang nyaman untuk bersantai dan sekedar bermain bersama teman atau keluarga, tempatnya juga tidak ramai dan lumayan jauh dari pusat kota. Tetapi pantai ini tetap masih terjaga dan bersih. Bagi wisatawan yang juga ingin mengeksplorasi, kalian bisa menjelajah atau sekedar berjalan-jalan di Berakas Forest Reserve.
Pantai Berakas Sumber : https://www.flickr.com/photos/listpizza/3455714615 |
Kami memutuskan untuk melihat matahari terbenam baru kemudian meninggalkan pantai barakas untuk segera mandi dan beribadah.
20 Juni 2017 (Hari kedua)
Pada hari ini, destinasi pertama saya adalah Taman Peranginan Tasek Lama yang tepatnya berada di Kampoeng Tasek Lama yang lumayan dekat dengan pusat kota, maka itu kami bertiga berangkat lebih pagi karena jarak antara rumah nenek dan Taman ini cukup memakan waktu yang lama yaitu sekitar 1 jam.
Setelah kurang lebih 1 jam, kami telah sampai di Taman ini, dan setelah membeli tiket, kami dipersilahkan masuk. Taman ini biasanya cocok untuk tempat berolahraga, mengeksplor alam, ataupun hanya sekedar ingin menghirup udara segar. Saya dapat melihat pemandangan kota, dan juga tanaman-tanaman yang tumbuh banyak di taman ini. Di Taman ini juga terdapat air terjun yang megalir cukup deras, sehingga membuat suasana Taman ini lebih sejuk dan asri.
Taman Peranginan Tasek Lama
Sumber : http://www.easybook.com/id-id
https://www.tripadvisor.co.id/Attraction_Review-g293938-d3242907-Reviews-Tasek_Lama_Recreational_Park-Bandar_Seri_Begawan_Brunei_Muara_District.html
Setelah sekitar 2 jam di Taman Peranginan, kami kemudian menuju restoran dekat Taman untuk sekedar brunch (breakfast and lunch). Kemudian kami pergi melihat Museum Teknologi Melayu dengan transportasi mobil. Serta setelah itu kami beranjak dari museum dan pergi ke sebelahnya yaitu Museum Brunei.
Museum Teknologi Melayu Sumber : http://www.dekaphobe.com/2013/09/brunei-darussalam-day-3.html
Karena saya memang ke sini untuk mengunjungi nenek dan sepupu saya, maka kami akhirnya kembali pulang untuk menghabiskan waktu bersama.
|
21 Juni 2017 (Hari ketiga)
Hari ini, saya memulai destinasi dengan pergi ke pusat perbelanjaan di Brunei Darussalam yang tepatnya ada di dekat Pantai Berakas yaitu Giant Tasik Rimba Mall yang juga dikelilingi pusat perbelanjaan lainnya, seperti : The Airport Mall, Mabohai Shopping Complex dan yang lainnya. Tujuan saya kesini adalah untuk membeli suvenir-suvenir khas Bandar Seri Begawan, dan yang saya belikan kebanyakan adalah gantungan kunci, bola salju yang terlihat gambar masjid, dan beberapa tempelan kulkas.
The Airport Mall Sumber : http://www.squarefeet.asia/images/properties/377_0_1418616876.jpg |
Mabohai Shopping Complex Sumber : http://www.mabohai.com/wp-content/uploads/2013/05/mabohai-night-photo.jpg |
Saya harap saya bisa kembali lagi menjelajahi negara ini, karena lingkungannya yang nyaman, tempat-tempat wisata yang menarik serta penduduk-penduduknya yang ramah. Tunggu kedatangan saya lagi ya, Brunei!
Komentar
Posting Komentar