WISATA DI SIEM REAP, KAMBOJA (ILONA/17)


LIBURAN KE SIEM REAP, KAMBOJA

oleh: Nathania Ilona Akhmad                                                           Kelas:8C/17

Selamat pagi/siang/sore/malam para pembaca semuanya...di kesempatan kali ini saya Nathania Ilona Akhmad kelas 8C, saya akan menceritakan tentang liburan singkat saya tempo hari lalu ke Siem Reap, Kamboja. 

Pasti semua orang berfikir Kamboja adalah Negara yang tidak banyak dikunjungi turis-turis mancanegara, tetapi ada sebuah daerah yaitu daerah Siem Reap yang terletak di Barat Laut Negara Kamboja. Siem Reap sangat terkenal akan kuil-kuilnya yang sangat beragam. Kuil yang paling terkenal adalah kuil Angkor Wat (untuk lebih lengkapnya terdapat di paragraf ke-10).

Indonesia-Kamboja, Sabtu ,6 agustus 2017
Pada hari Sabtu tanggal 6 Agustus 2017 lalu, saa berangkat menuju bandar udara Siem Reap. Pertama saya menaikki pesawat dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta menuju ke Suvarnabhumi International airport, Bangkok untuk transit dan berganti pesawat. Maskapai Bangkok Airways. Di Suvarnabhumi International Airport, Bangkok saya transit selama 1 jam 35 menit. Perjalanan dari Indonesia ke Bangkok ditempuh selama 3 jam 40 menit kurang lebih.

Setelah transit dan berganti pesawat di Suvarnabhumi international Airport, Bangkok selama 1 jam 35 menit, saya melanjutkan perjalanan dengan pesawat yang lain dengan maskapai yang sama. Perjalanan dari Suvarnabhumi International Airport  ke Siem Reap-Angkor International Airport ditempuh selama 55 menit perjalanan udara. Saya kebetulan berangkat pukul 12:35WIB dan sampai di Siem Reap pukul 18:45 waktu sekitar. Saya menempuh perjalanan selama 6 jam 10 menit (totalnya). Sesampainya disana saya menggunakan taxi sebagai alat transportasi dari bandara menuju hotel yang telah saya pesan jauh-jauh hari sebelumnya untuk sekedar check in. Saya menginap di Chronivada Residence hotel di daerah Steung Khmer, Svay Doungkum. Kebetulan hotel yang saya inapi tidak begitu jauh dengan pusat perbelanjaan Angkor Trade Center, hanya berjarak sekitar 0.70km dari hotel menuju Angkor Trade Center.


Setelah menaruh barang-barang bawaan saya di hotel, saya menaiki tuk-tuk ke
Angkor Night Market. Disana suasananya cukup ramai karena disanalah tempat para turis menghabiskan malam mereka di Siem Reap. Saya menuju ke Angkor Wat trade market ini karena itu adalah tempat paling terkenal akan wisata malamnya dan kini telah menjadi buah bibir masarakat Indonesia.
 
Sesampainya saya disana, saya langsung tertuju pada toko-toko barang etnik khas Kamboja yang sangat beragam dan menarik Salah satu hal yang membuat saya tertarik adalah detil etnik yang berada disetiap produk. Karena itu adalah pasar wisata malam yang terkenal dan ternama, kita harus pintar dalam memilih kualitas barang dan harga karena harga barang disetiap toko yang tentunya berbeda-beda.


Karena hari belum terlalu larut malam, saya dan teman-teman saya berjalan kaki menuju Pub Market Siem Reap. Meskipun disana banak tempat hiburan malam, saya hanya sekedar melihat suasana dan menikmati sejuknya kota Angor dimalam hari. Di Pub Market ini sangat ramai sama seperti di Angkor Trade Center. Dikedua tempat tersebut terdapat banyak turis mancanegara seperti saya.

Untuk masuk ke dalam Pub Market dan Angkor Night Market tidak dikenakan biaya, tetapi untuk berbelanja disana harus membawa sejumlah uang karena rasanya saya ingin membeli semuanya disana.

Kamboja, Minggu 7 Agustus 2017
Dihari kedua, saya pergi ke sebuah kuil yang paling terkenal di Siem Reap yaitu Kuil Angkor Wat. Kuil Angkor Wat adalah kuil yang telah dijadikan situs warisan dunia menurut UNESCO tahun 1992 dan telah dijadikan tempat perekaman film terkenal dunia 'Tomb Ridder'. Agkor wat merupakan kuil yang sangat luas dan membutuhkan seharian untuk mengelilinginya.


Kuil Angkor Wat dibangun pada masa pimpinan Raja Suryawarman II pada pertengahan abad ke-12. Dahulu, kuil ini merupakan kuil agama Hindu tetapi pada pertengahan abad ke-13, kuil ini dialihkan menjadi kuil agama Buddha semenjak penyebaran agama Hindu kalah oleh persebaran agama Buddha. Hingga sekarang kuil Angkor Wat merupakan kuil Buddha.

Untuk mengelilingi kuil Angkor Wat, saya menaikki kendaraan tuk-tuk (kendaraan khas Kamboja atau Thailand yang mirip seperti Bajaj di Indonesia dan India) yang dikenakan biaya sekitar Rp.200.000 untuk penyewaan seharian mengelilingi kuil ini. Namun untuk mendapatkan harga sebesar itu, anda harus menawar tuk-tuk yang akan anda sewa. Tiket masuk ke kuil ini dikenakan biaya sekitar Rp.268.000. Untuk mengeksplor kuil ini lebih luas, anda bisa membeli tiket terusan (selama 3 hari) seharga Rp.400.000.

Setelah seharian menggelilingi Agkor Wat, saya merasa lapar lalu saya kembali ke Pub Street kembali. Namun berbeda, saya kali ini dating ke tempat yang sama dengan waktu berbeda. Di sore hari juga ramai pengunjung seperti dimalam hari tetapi bedanya, kebanyakan turis memakai kaca mata hitam dan topi atau payung karena udara sangat panas disiang hari. Sama seperti di Thailand, di Kamboja juga memiliki banyak pasar yang tak pernah tidur.

Setelah mengeksplor jajanan khas Kamboja dan sekitarnya, saya pun beranjak menuju hotel karena hari mulai petang dan pakaian yang saya kenakan mulai basah kuyup terkena keringat seharian berjalan-jalan.

Setelah matahari terbenam dan waktu menunjukan jam 20.00 waktu Kamboja, saya berjalan kaki ke Angkor Trade Center yang berada sekitar 0.70km dari hotel tempat saya menginap. Saya pergi kesana untuk membeli beberapa barang pribadi.

Setelah selesai berkunjung ke Angkor Trade center, saya bersepeda mengelilingi sekitaran kota Siem Reap hingga hamper larut malam. Lalu kembali ke hotel.

Kamboja, Senin, 8 Agustus 2017
Hari ketiga, pagi-pagi saya pergi ke Kuil Bayon. Kuil Bayon yang berada di daerah Angkor Thom, merupakan sebuah candi peninggalan raja Jayawarman VII pada awal abad ke-12. Kuil Bayon ini merupakan satu-satunya kuil di Negara Angkor yang bersifat Buddha Mahayana. Kuil ini juga berfungsi sebagai candi agung Negara Angkor.
Kuil ini juga unik karena kuil ini menampilkan wajah 'Sang Buddha' pada sisi depan kuil.




Setelah berkunjung ke kuil Bayon, saya memutuskan untuk pergi ke tempat sejarah penjajahan ang terjadi di Kamboja puluhan tahun silam. Nama tempatnya adalah 'War Museum Cambodia'. Disana adalah beberapa benda peninggalan perang Kamboja pada perang dunia ke-2.

Setelah dari museum, ternyata waktu masih panjang menuju malam hari. Lalu saya pun melanjutkan perjalanan ke Ta Prohm. Ta Prohm merupakan kuis yang cukup terkenal di Agkor karena keunikannya.

Kuil Ta Prohm bisa dibilang unik karena kuilnya yang diikiat oleh akar phon besar yang sudah bertahun tahun tertanam disana hingga mengikap candi batu yang ada disekitarnya.
Setelah lelah menjelajah kuil-kuil paling terkenal di Angkor, saya kembali ke hotel karena keesokan harinya saya akan kembali ke Tanah air kembali.

Kamboja-Indonesia, Selasa 9 Agustus 2017
Dihari terakhir ini, saya sudah harus check out dari hotel sekitar jam 9.00 pagi waktu sekitar dan berangkat ke bandara untuk kepulangan saa ke Jakarta kembali.

Saya menaikki pesawat Malaysia Airline pukul 13.05 lalu terbang ke Kuala Lumpur International Airport untuk transit selama 1 jam 50 menit lamanya. Perjalanan dari Bandar Udara Internasional Siem Reap ke Kuala Lumpur membutuhkan waktu tempuh selama 2 jam 10 menit.

Sesampainya saya di Kuala Lumpur, saya hanya berjalan-jalan sekitar terminal tempat pesawat saya transit dan berbelanja sejumlah oleh-oleh.

Setelah transit, saya terbang lagi menuju Jakarta dengan waktu perjalanan 1 jam pas. Jadi, waktu tempuh total saya dari Siem Reap ke Jakarta adalah 6 jam pas.

Sekian artikel pengalaman singkat saya tentang liburan ke negeri Kamoja tepatnya Siem Reap, Angkor. Liburan ini sangatlah berkesan bagi saya karena ini bukan wisata biasa namun ini sebuah perjalanan sejarah singkat Kota Siem Reap.

Sekian dari saya, terima kasih banyakk....!!!!

Daftar pusaka:
1.Tripadvisor.com
2.Google.com
3.kompas.com
4.wikipedia.com
5.booking.com
6.traveloka.com


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

CV Taruna Jaya Mandiri (Perusahaan Komanditer) - Elena

PT. Nestlé Indonesia -Aza

Taman Nasional Komodo, Indonesia